Senin, 06 Januari 2025

author photo
bentar Dibaca
Dari kontrol terakhir dengan dr. Ndaru tanggal 17 Oktober 2024, saya mendapatkan resep antidepresan yang sedikit berbeda. Sebenarnya hanya beda merk, tapi rupanya obat ini sedikit tidak berfungsi buat tubuh saya. Isi kapsulnya 20 mg. Sebelumnya saya mendapat resep 2 kapsul masing-masing 10 mg. 

Saat itu, saya baru saja berhenti konsumsi obat cukup lama dan kondisi saya sedang sangat buruk. Memulai kembali minum obat, saya seperti menjalani terapi ulang. Rasanya tidak nyaman. Saya menunggu berhari-hari sampai akhirnya saya tidak merasakan lagi tenggorokan saya bolong. Saya masih beberapa kali sesak dan cemas. 

Puncaknya, saya sedang tes CPNS di Jogja. Saya merasa sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, tapi di hari H, situasinya mendadak berubah 180 derajat. Saya terkena serangan panik. 

Saya masih bisa mengerjakan soal di layar laptop saya selama 30 menit awal. Situasi di ruangan tes saat itu cukup bising karena di tempat yang sama dengan ada konser tak jauh dari ruang ujian. 

Menjelang menit ke 45, saya mulai kesulitan memahami soal. Awalnya saya kira, ini karena musik yang suaranya bocor ke dalam ruang tes. Saya berusaha menutup kedua telinga saya, tapi itu tidak membantu. Saya melihat ke layar dan waktu masih tersisa 1 jam. Saya memaksa mengerjakan soal-soal yang tersisa, tapi setiap saya selesai kalimat kedua, saya tidak bisa memahami lagi kalimat sebelumnya. Hal itu cukup membuat saya frustasi. 

Setelah 10 menit berusaha mengerjakan dan konsentrasi hancur lebur, saya mulai melakukan reboisasi. Saya jawab asal dan begitu sudah terisi semua, saya mulai keluar dari ruangan dan langsung mencari pertolongan medis. Saya ingat, waktu saya masih tersisa 40 menitan, tapi sudah tidak bisa lagi konsentrasi. 

Reaksi yang saya rasakan saat itu adalah takut, bingung, sesak dan panik. Saya ditemani oleh seorang dokter dan sempat akan dipakaikan oksigen, tapi saya menolak. Saya hanya cemas. Oh, saya merasakan hal yang lain. Ini serangan panik. Reaksi saya berbeda dari yang biasa saya rasakan. Ini bukan hanya cemas, tapi ini serangan panik. 

Saya diberi minum. Saya tenangkan diri saya sejenak sebelum akhirnya meminta izin untuk pamit pulang karena sudah dijemput. 

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post