Ini adalah perjalanan ke luar kota pertama kali setelah saya didiagnosa cemas dan depresi. Sebelumnya, saya jarang sekali menginap di rumah kakak sampai seminggu. Paling tiga malam. Itu akan jadi hari yang panjang saya merepotkan orang lain.
Entah kenapa, semenjak saya didiagnosa cemas, saya menjadi orang yang peragu. Meskipun sering mengambil beberapa keputusan yang kurang tepat, saya adalah orang yang berani. Tapi situasi saat itu benar-benar berubah. Saya sangat takut berbuat salah.
Sejak kecil, saya didik untuk berani mengambil keputusan. Ayah saya mendidik saya untuk menjadi orang yang berani. Tapi saat itu, saya seperti orang yang sedang berada di ujung jurang. Salah gerak sedikit mungkin bisa membuat saya jatuh dan terluka.
Sore itu, saya diantar Niken ke terminal bus. Niken langsung pulang begitu saya sudah berada di agen pemesenan tiket. Namun, tak lama kemudian saya memutuskan untuk ke stasiun kereta menggunakan ojek online. Saya lebih baik naik kereta daripada bus. Lebih cepat dan lebih nyaman.
Stasiun kereta yang saya kunjungi adalah stasiun kecil. Saya bahkan baru pertama kali datang ke sana. Sebelumnya saya lebih sering naik ke stasiun lain yang lebih besar. Stasiun itu benar-benar sepi. Tidak ada penumpang dan saya disambut petugas kebersihan.
"Mas, bisa naik kereta dari sini?"
"Bisa, Mbak. Ke mana?
"Ke Purwokerto. Saya mau beli tiket go show.
"Oh, kalo beli tiket go show harus ke stasiun besar, Mbak. Kalo lewat sini harus beli online di KAI Access."
Untung saya sering naik kereta sehingga saya bisa pesan tiket lewat aplikasi KAI. Rupanya saya datang 40 menit lebih awal. Saya duduk seorang diri ruang tunggu dan kepala saya seperti pasar yang berisik. Beberapa kali saya merasa sesak tapi saya hiraukan.
Sepuluh menit sebelum kereta tiba, ada seorang penumpang perempuan datang. Kami berbicara sebentar dan dia izin ke toilet.
Tak lama kemudian, kereta datang. Salah satu petugas kereta mengantar kami ke peron. Saya berdiri di peron stasiun dan mendengar suara kereta datang dari arah timur. Saya menutup mata saya rapat-rapat, mencoba bernegosiasi dengan diri saya sendiri.
Bertahanlah hari ini. Masih banyak yang harus dikerjakan dan dirayakan.
Saya membuka mata setelah pintu kereta terbuka. Saya segera menaiki gerbong untuk menyelamatkan diri.
Terima kasih sudah bertahan. Aku tahu rel kereta itu menarik perhatianmu sejak 40 menit lalu.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon