Sebetulnya judul post kali ini agak sedikit nyeleneh. Tapi barangkali saya harus menjelaskan sedikit awal mula mengapa judul ini bisa keluar di blog saya. Oke, saya akan memulai pengakuan dosa terlebih dahulu. Saya sebelumnya ingin minta maaf untuk seluruh insan perfilman Indonesia atas kesalahan saya selama ini.
Aktivitas saya akhir-akhir ini di kampus cukup menyita waktu saya. Kuliah yang masih padat, tuntutan organisasi, dan lain-lain akhirnya membuat waktu istirahat saya agak sedikit berkurang. Oke, akan saya jelaskan sedikit jadwal saya tiap hari. Jika ada kuliah pagi, maka sebelum jam 07.30 saya sudah harus di kampus. Setiap hari minimal ada dua sampai empat mata kuliah dengan durasi kurang lebih dua sampai enam jam. Di sela-sela waktu kuliah biasanya saya gunakan untuk mengurus organisasi. Sisanya lagi saya gunakan untuk hal-hal yang bersifat hiperaktif: naik turun tangga, lari-lari ke ruang dosen, atau lari ke kantin atau perpus.
Karena kesibukan saya di kampus, saya sering pulang terlalu sore bahkan tak jarang pulang ke kosan jam sembilan malam. Ketika sampai di kosan, bukan berarti saya bisa langsung terjun ke kasur dengan bebas. Di kosan, saya biasakan dulu untuk saling menyapa teman-teman saya. Saya sudah punya komitmen untuk menyapa mereka karena pada pagi hari kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Dan hal biasa kami lakukan ketika sudah berkumpul pada malam hari adalah menonton film. Biasanya ada satu kamar yang biasa pakai untuk nobar.
Kami selalu punya koleksi film untuk nonton bareng. Film apa saja dan biasanya yang sering tonton adalah film komedi murahan yang sengaja kami copy dari warnet di dekat kampus. Saya sangat suka selaki film. Sungguh. Tapi karena saya selalu kelelahan sampai kosan, saya sering tertidur dalam waktu 1/12 dari durasi film. Jika durasi film normalnya seratus dua puluh menit, maka saya akan tertidur sepuluh menit setelah film dimulai.
saya sering mendapat protes dari teman kosan karena kebiasaan saya ini. Tolong harap maklum, selama ini sayalah yang selalu mengajak mereka untuk nobar. Dan selama itu pula, saya tertidur di depan laptop. Saya selalu terbangun ketika film sudah usai dan teman-teman kosan saya sudah kembali ke kamarnya masing-masing. Sebenarnya masalah ini menjadi begitu sederhana jika acara nobar film ini berada di kamar saya, tapi jika kebetulan kami memakai kamar orang, si empunya kamar tidak segan-segan untuk mengusir saya dari kamarnya. Dan setelah acara nonton film itu selesai, saya biasanya langsung tidur. Film yang baru sepuluh menit saya nonton biasanya saya teruskan lain hari. Tapi karena aktivitas saya yang hampir sama, saya bahkan selalu mengulangi hal yang sama: selalu tertidur di depan film. Akibatnya saya sering menonton film tidak hanya sekali duduk, dua kali duduk, bahkan tiga, atau empat atau lebih.
Saya bercita-cita menjadi seorang penulis skenario film sekaligus sutradara. Saya sangat berambisi seperti James Cameron, David Yates dan sutradara hebat lainnya. Supaya cita-cita saya bisa berjalan dengan lancar, maka saya berkomitmen untuk menyelesaikan film yang saya tonton dalam sekali duduk. Saya berasumsi bahwa life is a karma, saya takut jika suatu saat saya benar-benar menjadi sutradara terkenal, penonton film saya tidak tertidur ketika sedang menyaksikan film yang saya buat.
Kan lucu jika penonton yang sudah berbesar hati membeli tiket bioskop, tapi ketika baru 1/12 durasi, mereka sudah tertidur karena kelelahan. Yeah, this is my wish. Semoga.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon