Minggu, 02 Mei 2010

author photo
bentar Dibaca
Di dunia ini, tak satupun orang yang mau dicela, diolok-olok dan sebagainya. Semanis apaun celaan itu pasti membuat sakit hati. Semanis apapun senyum kita ketika diolok-olok orang lain, hati kita tak mungkin berbohong. Minimal ada satu umpatan yang keluar dari hati kita. Entah itu cuma bilang, “Sialan!!!” atau umpatan lain yang lebih kasar dan lebih buruk. Apalagi kalo kita tidak mampu memanage emosi, dijamin nongol juga umpatan itu dari mulut kita.

Pada dasarnya orang lain mengolok-olok kita itu bukan karena tanpa sebab. Mereka bilang ini itu (olokan) ke kita karena kita punya kekurangan. Entah itu secara fisik maupun secara psikis. Secara fisik misalnya melalui kecacatan tubuh dan secara psikis misalnya melalui mentalitas dan sikap.

Manusia dilahirkan di bumi ini tanpa kesempurnaan. Sehingga kita mempunyai dua identitas mutlak yang tak pernah lepas dari kehidupan. Yang pertama adalah KELEBIHAN, yang merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah SWT untuk hambaNya. Dengan kelebihan itu pula manusia mampu mencapai kehidupan yang stabil dan tidak tergantung dengan orang lain. Yang kedua adalah KELEMAHAN. Kelemahan adalah pengendali dari kelebihan itu sendiri. Dengan kelemahan pula yang menciptakan sikap rendah diri.

Mengelola Kelemahan

Siapa bilang kelemahan tak bisa dikembangkan. Malah kalo kita pintar mengelolanya, tak mustahil kelemahan itu bisa menjadikan power untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita, meskipun tak selamanya kelemahan dapat dijadikan kelebihan.

Step awal untuk mengelola kelemahan adalah kita tahu diri kita sendiri. Tahu apa saja kelemahan dan kelebihan kita. Memang kadangkala, memahami diri sendiri merupakan hal yang sulit dan tak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Makanya tak jarang kita bergumam, “yang tahu kekurangan dan kelebihanku ya orang lain.” Yuph, tanyakan saja semua itu pada orang yang kita kenal dengan baik. Atau kalau tidak kita bisa instropeksi diri dengan kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita dan dengan mencoba hal-hal yang baru.

Semua orang pasti mampu melakukan hal itu meskipun tak selalu berhasil 100%. Menurut Hogward Gardner, sang pencetus Kecerdasan Majemuk mengemukakan bahwa manusia mempunyai Kecerdasan Intrapersonal (cerdas diri). Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri. So, tidak ada salahnya untuk menggali kapasitas diri kita sendiri.

Setelah kita tahu kelebihan dan kelemahan kita, yang harus kita lakukan adalah memaksimalkan kelebihan kita, menutupi kelemahan dengan kelebihan dan menjadikan kelemahan itu sebagai kelebihan dan motivasi diri.Cara pertama dan kedua mungkin tak terlalu asing di telinga kita. Tapi menjadikan kelemahan sebagai kelebihan dan motivasi mungkin menjadi hal yang baru.

Kelemahan bukanlah penyebab kita menjadi terpuruk dan juga bukan kendala untuk membuat kita menjadi lebih baik dan sukses. Kadang kala orang yang mengetahui kelemahan kita tak jarang mengolok-olok kita. Lidah mereka kadang terlalu tajam dan membuat kita menjadi marah dan rendah hati. Tapi, apakah tidak sebaiknya jika celaan atau olok-olok itu menjadi motivasi untuk merubah hidup kita. Misalnya ketika ada orang yang mengatakan kita, “dasar bego!” Apa kita akan mau dicela orang lain setiap hari dengan kata-kata itu? Tidak kan? Makanya, jadikan itu motivasi untuk merubah diri. Merubah sikap adalah hal sulit, tapi step by step perubahan itu pasti akan terjadi.

Siapa yang tak kenal Ucok Baba, manusia kerdil yang sukses. Apa yang membuat dia terkenal? Yang membuat dia seperti itu adalah kecacatan tubuhnya. Dengan kata lain dia memanfaatkan kelemahannya untuk dijadikan celah untuk mencari uang. So, la tahzan. Gak ada yang tak mungkin di dunia ini. Gali dan gali kelemahan itu. Tunjukan kelemahan itu sebagai kelebihan untuk bertransformasi menjadi lebih baik. Katakanlah “Kelemahan bukanlah keterpurukanku, tapi kelemahan adalah agen perubahanku.” Keep Fighting!!!!

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post