Senin, 07 Juni 2010

author photo
bentar Dibaca

Saat ini, banyak sekali mahasiswa yang instant dalam mendapatkan suatu gelar. Sarjana misalnya. Untuk mendapatkan gelar sarjana mereka malah menggunakan otak orang lain dan membiarkan otaknya tumpul. Entah karena alasan sibuk, banyak pekerjaan dan sebagainya. Terutama dalam pembuatan skripsi. Mereka tinggal mengumpulkan uang yang banyak dan menyuruh orang lain untuk membuatkan skripsi masa depannya. Mereka pikir, dengan uang segalanya dapat dibeli, termaksud suatu gelar.
Sangat memprihatinkan jika para mahasiswa hanya mengandalkan otak orang lain dalam pembuatan skripsi. Di kemanakan ilmu yang telah mereka dapatkan selama bertahun-tahun? Apakah harus dibuang begitu saja? Lantas buat apa kuliah? Catatan kecil ini untuk mereka, para sarjana pengandal otak orang lain.

JIKA MEREKA CALON PENDIDIK
Jika para mahasiswa seperti ini adalah calon guru atau seorang pendidik, sangat memalukan. Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Guru adalah penggerak suatu negara. Tanpa guru, bangsa ini rapuh dan tak mampu berjalan. Tapi akan sangat mengerikan jika generasi penerus diajar dan dididik oleh seorang penipu ulung, yang membual-bualkan ilmu palsu di depan kelas. Seorang guru yang kadang menyalahkan siswa ketika siswa tersebut agak lemah dalam menyerap ilmu yang diajarkan. Seharusnya seorang guru bisa instropeksi diri, bahwa semua itu tak hanya kesalahan anak didik saja, tapi seorang guru juga ikut andil. Apalagi untuk seorang guru yang memanfaatkan orang lain untuk menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswa, anggap saja itu hukum karma. Toh, pendidik seperti ini dapat berdiri di depan kelas karena kebodohannya sendiri.
Jangan pernah menyalahkan siswa yang mencotek saat ulangan jika gurunya juga adalah pencotek ulung. Dan untuk seorang pendidik yang menyelesaikan tugas akhir (skripsi, tesis, dsb.) dengan segala kemampuan dan ilmunya sendiri, mereka punya hak penuh dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar yang baik. Pendidik seperti inilah pelita dalam kegelapan. Pendidik seperti inilah yang sang penegak negara. Pendidik seperti inilah yang sempurna dan gigih dalam menjalankan integritasnya sebagai seorang guru.
JIKA MEMANG BERAT, HADAPILAH!
Jika dalam menuntut ilmu itu berat, hadapilah. Jika memang menuntut ilmu membutuhkan segudang waktu, biarlah waktu itu mengalir dengan sendirinya. Akan tiba saatnya, saat dimana ada tangis bahagia ketika predikat seorang pendidik dapat diraih. Kecuali, mereka yang menandalkan otak orang lain dalam pencapaian gelar guru, tak akan ada kebahagiaan yang mendalam, meskipun sesungging senyum merebak di wajahnya. “Aku tak terlalu bangga mendapatkan gelar sarjana. Yang buat skripsi kan orang lain…” itu adalah kata hati seorang penipu ulung. Yang tak pernah memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar pendidik. Dan pendidik seperti ini bukanlah pelita dalam kegelapan, tapi adalah seorang PECUNDANG!!

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post