Pas aku kecil ada orang yang nanya, “nama kamu siapa?” dengan polos dan apa adanya aku jawab, “namaku Tutut.” Next orang yang nanya itu langsung bilang, “wah, kek anaknya Presiden.” Wow bangganya!! Bahkan di usiaku yang udah 17an ini aku malah bangga nambahin nama aku sendiri, “Tutut si Anak Presiden” hihihihi. Dan kenyataanya aku gak Cuma anak presiden. Tapi aku adalah presiden beneran.
Aku dan kita dan semua orang yang udah nangis pas pertama kali keluar dari perut sang Bunda serta saat ini masih bebas menghirup oksigen di bumi ini adalah seorang presiden (aku bilang presiden bukan raja karena system pemerintahan tertinggi di Indonesia itu presiden). Bahkan sejak kita masih berwujud air kita adalah seorang pemimpin yang berhasil setelah berperang dengan jutaan air lainnya.
Gak percaya? Coba deh, review pelajaran biologi bab reproduksi manusia subbab fertilisasi. Sebanyak 150 juta hingga 350 juta sperma yang masuk ke dalam liang peranakan hanya sekitar 100 sperma yang berhasil mencapai permukaan sel telur dan biasanya hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur. Nah, satu sperma pemenang itu pula yang kemudian menjadi kita. Hebat kan? Selama 9 bulan kita kost di rahim Bunda. Selama itu pula kita seperti raja. Bunda dengan ikhlas menyuplay makanannya untuk kita. Bahkan pas kita pengen apapun, Bunda berusaha menuruti apa yang kita inginkan (nyidam). Setelah kita berusia 9 bulan 10 hari kita harus pindah kost karena udah pengen banget menghirup udara bebas. Saat itulah kita nangis sekenceng-kencengnya setelah puas ngerepotin Bunda. Tangisan itulah tangis kemenangan kita. Tangis yang menunjukan bahwa kita adalah calon pemimpin.
Itu baru teori biologi, masih banyak teori lain yang menyebutkan kalo kita adalah seorang presiden. Al- Quran misalnya yang menyebutkan bahwa manusia adalah sebagai khalifah di bumi. That’s the real!!
BUKTI KEKUASAAN KITA
Siapa bilang seorang pemimpin kudu punya banyak harta. Aku dan kita punya beberapa anak buah yang bisa digunakan untuk mencapai segalanya. Gak Cuma harta dan hal- hal yang berbau materi. Tapi anugerah itu sangat nurut dan gak mau bilang “ogah” kalo disuruh. Apa lagi kalo bukan berbagai material tubuh yang kita punyai.
OTAK (Akal). Siapa yang gak ngerti computer paling canggih sedunia ini. Yang mampu menyimpan milyaran gigabyte file. Otak kita adalah salah satu bukti kekuasaan kita. Otak gak akan pernah berhenti bekerja. Disuruh ini itu dia mau kok. Bahkan ketika kita tidur otak kita terus bekerja. Karena otak kita bisa mencapai semua yang kita inginkan. Belum lagi berbagai pendapat yang menyatakan bahwa otak kita punya berbagai kecerdasan yang mampu mewujudkan apa yang kita inginkan. Alfred Binet yang mamerin IQ, Daniel G yang promo EQ, dan Howard Gardner yang betah dengan teori kecerdasan majemuknya. Gak mustahil, dunia ajah bisa kita kuasai karena otak. Jadi dokter, polisi, guru, presiden, menteri dan sebagainya itu juga karena hasil suruhan kita pada otak. Maka gak heran kalo Gordon Dryden bangga bilang, “you’re the owner of the world’s most powerful computer.”
HATI (perasaan). Otak itu keras. Kek batu. Makanya perlu pelunak, biar gak gampang rapuh. Nah lho?? Coba deh dipikir, kalo kita gak punya hati atawa perasaan. Kita bakal rela memforsir otak kita seenaknya. Cuek bebek, gak peduli dengan keadaan sekitar. Tanpa adanya hati kita itu cuma kek robot. Robot itu bakal mati kalo gak ada batereinya gak diisi ulang. Sama kek otak kita. Otak akan kena 5L (letih, lemah, lesu, lunglai, layu) kalo terlalu banyak terforsir. Makanya perlu istirahat, dan yang nyuruh istirahat itu perasaan kita. Dia akan bilang, “Otak, istirahat dulu ya, kan capek. Kasihan kalo terlalu diforsir.”
Dengan adanya hati, maka kita dapat mengatur emosi kita. Kalo kita lagi sedih, kita boleh kok nyuruh hati kita buat tersenyum. Kalo kita lagi marah, boleh juga kok nyuruh hati kita buat gak marah lagi. Yang penting itu bagaimana kita mengatur perasaan kita. Mau dibiarin tetap sedih, mau dibiarin tetep bahagia, atau mau diseimbangkan. Terserah kita kan?
NAFSU (keinginan). Hidup kita gak bakalan seimbang kalo hanya mempunyai otak dan hati. Maka perlu sebuah keinginan yang harus terwujud demi kelangsungan hidup manusia. Bayangin dah, didepan kita banyak makanan. Otak udah capek mikir makanan apa yang enak. Hati udah bilang, yang ijo- ijo keknya enak deh. Tapi kita gak akan mensuplay makanan itu ke mulut kita kalo kita gak ada nafsu. Hidup kalo hanya mengandalkan otak dan hati itu bagaikan kapal tanpa mesin. Gak bakalan bisa jalan. Makanya buat apa punya otak jenius, hati yang peka kalo gak ada keinginan. Nol besar kan?
So, gak percaya kalo kita adalah presiden? masih gak percaya kalo kita punya anak buah yang nurut dan gak pernah bilang “ogah.” Makanya seimbangkan dulu otak, hati dan perasaan kita untuk menjadi yang terbaik diantara yang baik. Jangan pernah nyuruh salah satu dari anak buah kita untuk melakukan hal yang negative. Karena biasanya mereka kalo yang satunya negative, maka gak menutup kemungkinan yang lain bakal ketularan juga. So, suruh mereka ke hal- hal yang positif ajah ya, sebagai wujud rasa syukur kita pada Allah SWT. Jadi pemimpin yang baik lah intinya. Pemimpin untuk mengatur diri kita sendiri. Karena seseorang itu gak sanggup menjadi pemimpin yang baik sebelum dia mampu memimpin dirinya sendiri
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon