Sabtu, 18 Januari 2025

author photo
bentar Dibaca

 Saya hari ini secara kebetulan melihat salah satu video Youtube yang cukup membuat saya tertarik. Judulnya,  Mengapa Fokus Kita Tidak Sebaik Orang-orang Zaman Dulu yang dibuat oleh Nanda Mahardhika. Hal ini cukup menggelitik saya karena kebetulan belakangan, setelah hampir 8 hari saya sakit, saya mengalami prokrastinasi yang sangat mengganggu. 



Dari pertengahan bulan Desember lalu, saya mengikuti program menulis selama 30 hari. Saya sangat senang mengikuti kelas itu karena saya akhirnya bisa fokus duduk di kursi kerja saya dan menulis blog setiap hari. Namun, entah di hari ke-19, saya mendadak sakit di malam tahun baru dan saya sangat pusing melihat layar. Saya akhirnya absen terlalu lama dan baru bisa keluar rumah pada tanggal 10 Januari 2025 untuk mengajar. 


Sejak saat itu, saya mulai menyusun kembali yang sudah saya susun (dan berantakan) sebelumnya. Kebetulan klien saya baru mengirimkan draf yang perlu saya revisi di tanggal 01 Januari 2025. Setelah saya sembuh tanggal 10, sayang sekali saya mengalami prokrastinasi. Saya sangat kesulitan untuk memulai. Apa yang saya mulai dulu ketika prokrastinasi datang adalah dengan cara membereskan meja kerja saya yang berdebu. Saya kembali membaca buku yang sebelumnya sempat terhenti saat sakit. 


Saya harus melawan diri saya sendiri, pikir saya saat itu. Saya memulai dengan membuka laptop saya, membuka file, mendengarkan musik dan tidak melakukan apa-apa dengan draf tersebut selama beberapa hari. Saya baru bisa mulai bekerja ketika tanggal 16 Januari 2025. 


Saya membaca pelan dan mulai stres karena banyak sekali yang perlu direvisi. Saya memahami apa yang terjadi dan sebisa mungkin menghindari miskonsepsi yang mungkin terjadi antara klien dan saya di masa depan. Sampai akhirnya, saya memutuskan untuk menghubungi CP klien untuk membuat janji telepon. 


Pada akhirnya, langkah kecil yang saya lakukan membuat segalanya menjadi mudah. Meskipun fokus saya saat bekerja beberapa kali terdistraksi, tapi saya berhasil mencicil pekerjaan. Baby steps, pikir saya. Saya hanya harus menyelesaikan pekerjaan ini sampai akhir bulan dan saya merasa memiliki cukup waktu. 


Saya merasa benar-benar bisa fokus ketika membaca buku. Saya masih membaca buku Educated karya Tara Westover dan bagian ketika buku itu benar-benar membuat saya tertarik. Saya ingin membaca buku itu pelan, tapi bab demi bab itu menggoda benak saya untuk berpikir, "One more chapter, please!"


Saya merasa buku yang saya baca benar-benar membuat saya bahagia. Belakangan, saya mulai mengurangi intensitas untuk bermain sosial media karena buku jauh lebih menarik. Saya juga mendadak tidak terlalu tertarik untuk menonton film yang panjang. 


Kembali ke video youtube yang saya tonton sebelumnya. Ada salah satu saran yang diberikan oleh si kreator bahwa cara untuk membuat otak lebih fokus adalah dengan membuatnya lebih aktif. Menonton video yang sifatnya visual adalah salah satu bentuk konsumsi media yang pasif. Untuk membuatnya menjadi aktif, kita perlu sambil menulisnya, sehingga otak menjadi lebih aktif dan mampu mengingat dengan lebih baik. Otak itu seperti otot, perlu diberi beban stres hingga pada akhirnya kita bisa menolerir stres dengan baik. 


Pada akhirnya saya sadar bahwa prokrastinasi bisa dibunuh pelan-pelan dengan memulai aja dulu, meskipun dengan berat dan berantakan. Saya butuh waktu seminggu untuk akhirnya berani memulai revisi draf dari klien. Dan yang memaksa  otak saya untuk fokus, justru dari memaksa diri untuk kembali membaca buku. 







This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

This Is The Newest Post
Previous article Previous Post