Saya kehilangan minat membaca selama bertahun-tahun. Masa SMA adalah periode paling produktif untuk membaca buku. Herannya, kebiasaan itu makin menurun justru setelah lulus kuliah. Saya mengalami penurunan daya baca perlahan meskipun masih sering menumpuk buku.
Sebagai penulis, dulu saya memiliki prinsip, 'kamu boleh berhenti menulis, tapi tidak boleh berhenti membaca.' Saya menggunakan 'membaca' sebagai salah satu parameter bahwa saya adalah penulis yang layak. Tulisan saya akan kering jika tidak memiliki sumber daya pengetahuan dan kosakata yang selalu baru.
Perlahan, kebiasaan membaca ini menurun setelah sosial media mulai masif. Pikiran menjadi bercabang dan mulai kehilangan fokus.
Saat fase depresi muncul, saya tidak hanya kehilangan kebiasaan membaca, tapi juga kehilangan fokus dan daya baca. Puncaknya, minat saya dalam membaca benar-benar lenyap. Saya lebih banyak mengonsumsi konten-konten di YouTube dan menonton film. Hal inilah yang membuat kualitas hidup saya juga menurun. Saya sebelumnya sangat terobsesi menjadi orang yang memiliki pengetahuan banyak dan ketika minat membaca menurun, otomatis saya juga merasa kehilangan obsesi dan setengah hidup saya.
Setelah mengalami tahun-tahun yang buruk sebagai pembaca yang tidak lagi produktif, minat saya terhadap bacaan mulai bangkit. Saat itu saya melihat orang-orang membicarakan novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori di Twitter. Berbekal rasa penasaran, saya berlangganan gramedia digital (herannya saya sharing langganan dengan stranger di Twitter). Saya berpikir untuk tidak membeli buku fisik dulu. Saya akan memulai kembali dengan sesuatu yang murah.
Pelan-pelan saya mulai menemukan kembali minat saya yang hilang. Meskipun tertatih-tatih karena tidak terlalu nyaman membaca buku digital, alur cerita di novel itu terlalu menarik untuk dilewatkan. Saya menyelesaikan buku itu kurang dari dua minggu. Sebuah pencapaian kecil yang patut saya apresiasi.
Setelah novel itu tandas saya baca, saya langsung berpindah ke buku yang lain karya dari dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ berjudul Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring. Saya memilih buku tersebut karena dulu sempat membaca buku Koas Racun karya penulis yang sama.
Kurang dari sebulan sudah membaca dua buku. Tiba-tiba saya ingin membaca Aroma Karya karya Dee Lestari. Saya memilih untuk membeli buku bekas di Twitter dan beruntung mendapatkan buku baru dengan harga yang sangat miring. Novel itu juga berhasil saya habiskan dalam waktu singkat.
Saya sangat senang ketika akhirnya bisa menikmati bacaan. Bagi saya, hal ini lebih penting daripada berpikir tentang kuantitas buku yang saya habiskan dalam sebulan misalnya. Saya memilih untuk menjadi slow reader alih-alih menjadi pembaca yang produktif.
Selama saya berjuang melawan depresi dan cemas, saya justru menemukan kepingan diri saya yang lain yang dulu sempat hilang. Saya merasa jauh lebih berdaya dan tidak bersalah setiap kali saya mengurung diri di rumah. Setidaknya bacaan membuat saya bisa melarikan diri dari pikiran-pikiran buruk. Membaca membuat pikiran saya jauh lebih mindful dan ini menjadi salah satu tetapi saya sekarang.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon