Jadi beberapa bulan yang lalu, saya memesan buku berjudul Iblis Menggugat Tuhan (The Madness of God) karya Shawni secara online dari sebuah toko buku langganan saya dari Jogja. Sebenarnya saya sudah mengenal buku ini sejak tahun 2011 lalu setelah Salman, teman kuliah saya merekomendasikan buku ini. Salman berbaik hati meminjamkan buku ini untuk saya. Sayangnya, saya enggak selesai membaca buku ini karena enggak cukup fokus pada saat itu. Iya, saya memang pemalas (terus kenapa? 😝). Saya mengakui buku ini cukup berbahaya dan sayang kalo dibahas sendirian. Jadi walaupun saya belum selesai membaca, saya akhirnya menghubungi Gembel (orang yang sembarangan manggil saya cengeng) untuk saya ajak ngobrolin buku ini.
Semalam sekitar pukul 20.00 Gembel menelpon saya. Di awal pembicaraan kami, saya bilang kalo saya tersekap dan akan berlebaran di Kalimantan gara-gara covid 19. Gembel bilang ke saya kalo sebenarnya corona ini tidak terlalu berbahaya dan saya langsung timpali dengan, "ngikutin Jerinx lu?"
Dia cuman tertawa. Saya langsung bilang kalo saya sebenarnya kesel dengan sikap Jerinx di sosial media. Tapi Gembel bilang, fungsi Jerinx di dunia ini sebagai kontrol sosial, terutama terkait sikap pemerintah pas ngadepin pandemi ini. "Jerinx ini argumennya mentah," dia bilang, "dapet info dikit langsung dijadiin bahan debat sama influencer lain." Saya beberapa kali ketawa dan menambahkan, bahwa teori konspirasi covid 19 versi Jerinx bahkan dibahas pake pendekatan silogisme. Semalem saya puas banget ketawanya.
Malam itu, setelah membicarakan Jerinx, kami memutuskan untuk menyalahkan rezim
Saya harus mengakui sesuatu jika ngobrol dengan Gembel akan selalu menyenangkan. Saya cerita kalo saya sedang membaca buku Iblis Menggugat Tuhan. Yang saya enggak tahu, dia ternyata sudah membaca buku ini jauh-jauh hari. Well, ini kejutan yang menyenangkan buat saya. Saya langsung bilang kalo buku ini berbahaya, sorry, sangat berbahaya. Saya enggak paham lagi apa yang saya pikirkan ketika membaca buku ini dengan kondisi cara berpikir saya yang terlalu liar, rumit dan keterlaluan. Saya selalu menakar sesuatu masalah (termasuk dalam hal beragama) dengan berpikir logis, namun ada salah satu kutipan yang ternyata cukup menganggu pikiran saya. Dalam buku ini, kutipan ini adalah sabda Rasulullah saw dengan Buhairah yang sedang membahas tentang konsep tuhan.
Ketahuilah, sesungguhnya keesaan Allah itu tersembunyi dari menara logikamu. Singkirkan keraguanmu. Pengetahuan keesaan Allah sungguh berbahaya dan yang mencari mudah sekali tersesat. Engkau tak mungkin sanggup menanggung beratnya pengetahuan yang engkau inginkan. Tidak cukupkah engkau dengan nikmat keimanan dan kepercayaanmu pada Allah? Hanya dengan itu pun, Dia akan mencukupimu.Dari kutipan itu, saya menyimpukan bahwa dalam hal bertuhan, kita enggak bisa memaksakan cara berpikir dengan logis. Kita hanya perlu yakin dan percaya. Logika kita cukup terbatas dan jika dipaksakan, yang ada kita beneran tersesat. Gembel bilang, "Lu tahu enggak, Allah swt kan maha besar. Menurut lu, kira-kira Allah swt bisa enggak menciptakan makhluk yang lebih besar dari diri-Nya sendiri?"
"Ya enggak lah. Apa gunanya Allah maha besar kalo ujung-ujungnya ada yang lebih maha besar," saya menjawab dengan santai.
"Nah. Kita enggak bisa berpikir seliar itu mengingat batasan logis yang kita punya. Pengetahuan kita soal Tuhan cukup berhenti ke konsep yakin dan percaya kalo Allah maha besar aja. Enggak usah diperpanjang karena urusannya bakal semakin rumit."
Saya diam sebentar dan mulai berpikir, jangan-jangan selama ini saya ngerasa gelisah karena terus-terusan membedah Allah swt dengan cara berpikir saya. Saya mulai ingat salah dua kutipan lagi di buku ini tentang Iblis. Sebelumnya, iblis bernama Azazil menolak menyembah Adam dengan alasan, Adam terbuat dari tanah liat yang kotor sedangkan iblis terbuat dari api. Di buku ini, malaikat bersaksi bahwa iblis adalah makluk yang paling tunduk dan mencintai Allah swt.
'Iblis adalah yang pertama kali tunduk kepada Allah, karena tiada yang lebih mencintai Allah daripada dia.' Iblis menambahkan, 'Tapi Dia memerintahkan perpisahan kami agar umat manusia berkesempatan menyelami keesaan-Nya. Dia umumkan ketidakpatuhanku agar umat manusia memahami kekuasaan-Nya. Saat Dia memerintahkanku untuk sujud di hadapan Adam, diam-diam Allah berbisik di dalam dadaku, 'Pergilah, dan ingatkan mereka tentang Aku.'Masih di halaman yang sama, ada satu kutipan lagi yang menggelitiki pikiran saya. Kutipan ini adalah pembelaan Iblis mengapa dia enggan menyembah Adam.
Allah swt berkata kepada Iblis, 'Kau tak boleh tunduk pada siapapun selain Aku.' Lalu tiba-tiba Allah menciptakan manusia dan mengumumkan, 'Kalian semua harus tunduk kepadanya.' Tapi aku tak mau, karena memang Dia sendiri yang memerintahkan penolakanku, agar aku tidak menyembah selain Dia.Kami berbicara lagi tentang ini. Saya sudah bilang dari awal jika buku ini sangat berbahaya jika tidak ditelaah tanpa membandingkan literatur lain. Gembel bilang, "Kalo lu ngeliat Al-quran, konsepnya udah jelas kalo Iblis itu adalah makhluk pembangkang dan mengusirnya dari surga. Tapi kalo menurut telaah Shawni, konsepnya beda lagi. Ini nih konspirasi Tuhan dan Iblis. Tuhan sengaja membuat Iblis membangkang dan menyesatkan manusia semata-mata agar manusia mau mengenal Tuhannya dengan baik."
"Ini konspirasi yang menarik. Jadi sebenarnya Iblis itu baik?"
"Ya lu mau pake konsep yang mana dulu. Konsep Al-quran atau konsep konspirasinya."
"Ya kalo gitu, balikin lagi sabda Rasulullah saw yang tadi. Logika kita terbatas dan kita hanya perlu yakin dan percaya konsep Al-quran."
"Yaudah. Emang gitu, Cengeng. Enggak usah kejauhan mikirnya."
"Lu abis selesai buku ini dapet kesimpulannya enggak?"
"Ya enggak harus sekarang. Bisa jadi elu dapet kesimpulannya lima tahun lagi."
Saya sepakat dengan apa yang dia katakan. Saya sering menemukan pesan tersirat dari sebuah novel justru beberapa tahun kemudian setelah saya melewati banyak hal. Saya juga cerita kalo saya meminjam sirah nabawiyah untuk antisipasi kalo kepala saya jadi konslet. Tapi Gembel menanggapi dengan santai, "kayak abis minum paracetamol trus nelen tolak angin, ya?"
Saya ketawa ngakak.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon