Aku duduk menghadap bulan
Menghitung tetes-tetes kopi yang lesap perlahan
Mataku menghitam, seperti zombi yang kehilangan darah
Lalu memucat, sakit, patah
Rasanya kepalaku berubah belang,
terlalu banyak warna aneh dan asing di sana
seperti tirani yang mengungkung kehendak tubuh
Gelap membelah malam,
aku tergolek dengan pakaian lusuh yang sudah kupakai entah sejak kapan
Aku mengetuk-ngetuk meja,
Mengemis doa, menaruh air mata di atasnya
Aku dibunuh ketakutanku sendiri
2016.02.15
Menghitung tetes-tetes kopi yang lesap perlahan
Mataku menghitam, seperti zombi yang kehilangan darah
Lalu memucat, sakit, patah
Rasanya kepalaku berubah belang,
terlalu banyak warna aneh dan asing di sana
seperti tirani yang mengungkung kehendak tubuh
Gelap membelah malam,
aku tergolek dengan pakaian lusuh yang sudah kupakai entah sejak kapan
Aku mengetuk-ngetuk meja,
Mengemis doa, menaruh air mata di atasnya
Aku dibunuh ketakutanku sendiri
2016.02.15
This post have 4 comments
Keren banget bro.. Pas, mantap!
ReplyThanks, Mukhsin
ReplyIseng ninggalin jejak pake blogspot :))
ReplyAis. Mba Kiko biasanya komen pake puisi. Hehe.
ReplyEmoticonEmoticon