Kata orang, waktu bisa menyembuhkan sakit. Aku rasa itu kurang tepat atau bisa kubilang itu bohong.
Aku hidup dalam dunia yang serba pesimistis, skeptis, dan omongan orang lain itu hanya olok-olok tak penting. Bagiku, hidupku jauh lebih menjadi prioritas dari apapun. Orang bilang aku egois. Namun yang aku pahami, mereka tak peduli dengan apa yang aku inginkan. Lagian, untuk apa aku harus mendengar kata-kata orang lain.
Waktu tak akan menyembuhkan apapun. Dia hanya akan menimbulkan sebuah penantian tanpa kepastian. Waktu menjadi candu yang membunuh pelan-pelan manusia, seperti meracuninya dengan racun yang tergerogoti pelan-pelan hingga nyawa lenyap.
Bagiku, waktu bukanlah penyembuh. Dia hanya alat yang sering kau gunakan untuk meraba-raba masalah yang belum kau selesaikan. Bagiku, rasa sakit ini harus kusembuhkan dengan cara, bukan dengan waktu. Cara bagaimana aku terbebas dari rasa sakit yang berkepanjangan, yang membuatnya menjadi lebih ringan. Waktu hanyalah alat yang akan memprediksi kau akan sembuh atau sebaliknya, mati, rusak, atau tiada.
Kini aku bergumul dengan mimpi. Berharap aku bisa sembuh dari rasa sakit yang mencekik leherku, membuatnya kepayahan bernapas.
Aku bermimpi, bisa melepaskan semuanya. Hingga aku bebas, sebebas bebasnya. Lepas, selepas lepasnya.
2015.10.29
Malam yang Sakit
Malam yang Sakit
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon