Selasa, 21 April 2015

author photo
bentar Dibaca

Dua anak kembar terlihat tengkar kecil. Mereka saling berceloteh. Saling beradu bicara. Namun, ada riang di wajahnya.

"Aku dukung Messi." kata si bayi yang berlesung pipit kanan.

"Aku dukung Ronaldo." sahut yang berlesung pipit kiri.

Mereka saling mengadu pemain favoritnya masing-masing. Sesekali mereka saling mencubit pipi karena gemas. Mereka saling berbagi pada ruang sempit yang menahannya hampir tujuh bulan ini.

Si kembar ingin menjadi pemain bola hebat seperti Messi atau Ronaldo. Mereka siap menunggu saat yang indah ketika melihat dunia yang luas dan benderang. Mereka ingin menyambut malaikatnya yang ranum itu.

"Uhuk-uhuk." Si lesung pipit kanan terbatuk-batuk.

"Kok batuk? Sakit ya?" tanya si lesung pipit kiri.

"Pahit. Apa ini pahit sekali?"

"Uhuk, uhuk. Huwekk."
Mereka berdua saling memuntahkan air yang ditelannya.

Gempa siang bolong itu menyambut mereka. Gonjangan yang sangat kencang. Si lesung pipi kanan bergoncang ke ke atas. Si lesung pipit kiri terguling-guling tak jelas. Mereka saling bergandengan erat. Tak ingin lepas.

Si lesung pipit kanan kakinya seperti tertarik gravitasi dengan paksa. Kembarannya menarik tangannya, namun tarikan itu semakin kencang.

"Argghh!! Sakit-sakit!" teriak si lesung pipi kanan.

Tass. Ruangan sempit mereka berubah merah. Kaki  si lesung pipit  kanan putus. Dia setengah tak sadar, namun air matanya masih mengalir. Si lesung pipit kiri terperajat. Kembarannya sudah tak bersuara. Dipanggil lesung pipit kanan berkali-kali, namun tarikan gravitasi itu memaksanya keluar lewat jalan yang sangat sempit.

Ruangan itu sedikit luas, namun berubah anyir dan merah. Lesung pipit kiri tak melihat apa-apa. Sedikit bingung dan semakin tak mengerti.

Dia mengira-ira. "Pasti dia sudah bertemu dengan malaikatnya. Di luar sana. Sebentar lagi giliranku."

Dan goncangan itu kembali terasa. Kali ini tak sekeras tadi. Tapi lesung pipit kiri merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya. Ditahan rasa sakit itu. Dia yakin ada kebahagiaan setelah ini.

Benar saja, dia berhasil melewati lubang sempit itu lebih cepat.

Plashhh. Pandangannya buram. Dia disambut puluhan poster pemain bola di dinding.  Di dekatnya sudah ada si lesung pipit kanan yang terdiam. Kaki kananya terpisah.

Seseorang mengangkat tubuh si lesung pipit kiri. Disambut dia dengan senyum.
"Itu malaikatku. Mungkin."

Brakk!!  Dilempar tubuhnya yang kecil ke dalam tong sampah. Malaikatnya berubah menjadi hantu.

2015.04.20
10.54 pm

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post