Call Me Profesor!!

bentar Dibaca

google.com

Barangkali mimpi memang harus diutarakan. Barangkali kali mimpi harus dituliskan. Barangkali mimpi harus dideklarasikan. Setiap orang bebas mengapresiasi mimpinya dengan caranya sendiri, dan barangkali saya pun bebas mengungkapkan mimpi saya dengan cara saya sendiri.

Oke, semuanya akan saya mulai dari sini. Beberapa waktu yang lalu (sekitar semester 4), saya iseng menyebut diri saya dengan sebutan PROFESOR. Hanya sebatas iseng. Sekali lagi, hanya sebatas iseng. Karena keisengan saya ini, saya bahkan pernah ditegur dosen gara-gara menuliskan nama "Prof. Dr. Tutut laraswati, S.S, M.Hum" di lembar tugas kuliah. Saya sangat maklum ketika beliau menegur saya karena dosen tersebut bergelar master. Kan terdengar lucu jika seorang bergelar master mengajar seorang profesor. Karena keisengan saya ini, tak lama setelah itu teman-teman saya mulai memanggil saya dengan sebutan Profesor. Bahkan sekarang-sekarang ini, senior dan junior saya juga banyak yang memanggil saya dengan sebutan Prof. Tutut. 

Oke, barangkali itu terlalu berlebihan. Saya juga sempat berpikir bahwa saya sedikit belagu di depan dosen dan teman saya. Tapi mulai detik ini, saya harus banyak bersyukur karena setiap mereka memanggil saya dengan sebutan Profesor, maka secara tidak langsung mereka juga mendoakan saya. Saya selalu meyakini bahwa berpikir positif adalah doa, berharap hal-hal yang baik adalah doa, dan tentu ucapan yang baik juga adalah doa. Tuhan juga sudah mengingatkan kita untuk mengucapkan hal-hal yang baik, karena sejatinya ucapan kita bisa diamini oleh malaikat. 

Semoga ucapan mereka bisa menjadikan batu loncatan bagi saya untuk tetap belajar memahami kehidupan ini dengan baik. Semoga ucapan mereka bisa membuat saya senantiasa bersyukur karena Tuhan telah memberikan manusia-manusia yang baik yang setiap hari mendoakan saya dengan ucapan mereka. Dan semoga saya bisa mendapatkan gelar profesor itu, seperti mereka sering ucapkan.